Mengenal Ormas Islam PWI-LS
Sabtu, 11 Oktober 2025
Perjuangan Walisongo Indonesia-Laskar Sabilillah atau PWI-LS adalah organisasi keagamaan yang didirikan tahun 2023 di Cirebon oleh para kiai-kiai pesantren dilingkungan Nahdlatul Ulama yang berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dan sejarah bangsa berdasar Pancasila dan UUD 1945.
Latar Belakang didirikannya PWI-LS adalah keresahan sejumlah tokoh Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama) atas berkembangnya paham Islam transnasional yang dinilai tidak sejalan dengan ajaran Islam Nusantara dan memecahbelah keutuhan bangsa. Berikut ini laporan Husnu Mufid Pemred menaramadinah.com :
PWI-LS juga memiliki kepedulian dalam mengembangkan nilai-nilai Islam yang moderat dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. PWI-LS mengajak masyarakat untuk mengarus-utamakan toleransi dan kerukunan antar umat beragama dan saling menghargai antar sesama bangsa, sesama umat Islam, untuk menciptakan keharmonisan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, PWI-LS Juga dikenal konsen dalam menjalankan usaha-usaha untuk menjaga kesucian nasab Nabi Muhammad SAW, ahlibait Nabi dan keturunannya dengan mengadakan kajian ilmiyah, dakwah, agar masyarakat peduli terhadap pentingnya menjaga nasab Nabi Muhammad SAW dari orang-orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi padahal tidak terbukti secara ilmiyah melalui kajian kitab nasab dan tes DNA.
Tokoh tokoh PWI-LS adalah orang-orang ternama nasional yang selama ini aktif di Nahdlatul Ulama, di antara mereka adalah DR. KH. Muhammad Abas Bili Yahsyi, M.A. (Pengasuh Pesantren An-Nadwah) Buntet Cirebon, K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani (Pengasuh Pesantren Nahdlatul Ulum) Kresek Banten, KH. Marzuki Mustamar (pengasuh pesantren Sabilurrasyad,) Malang mantan ketua PWNU Jatim, K.H. Maulana Yusuf Prianadi (Pengasuh Pesantren Al-mubarok) Cinangka Banten, Raja Dangdut Rhoma Irama, Jenderal (purn) dudung Abdurrahman, irjen (pol) Ahmad Nurwahid, Tubagus Mogy Nurfadil, Sayyid Zulfikar pasuruan, KH Suadi Pasuruan, KRT Faqih Wirahadiningrat Pasuruan, KH. Mas Nur Fuad Sidogiri Pasuruan, KH. Jafar Shidiq (pengasuh pesantren Riyadul Huda) Majalengka, Abah Setu (Mursyid Tarikah TQN Bekasi), K.H. Asep saefuddin Halim (Pengasuh Pesantren Amanatul Umah) Mojokerto, KH. Wahib Hasbullah Kebumen, Gus Aziz Jazuli Banten, KH. Nur Ihyak Surabaya, KH. Suparman Abdul Karim Lampung, KH. Abdul Galib Madura, Kh. Ja’far Batu Ampar madura, Dr. KH. Ubaidillah Tamam Rembang, KH. Syaikhurrijal malang, KH Dawam Rembang, KH. Riyad Musofa Sragen, KH. Lukman Pemalang, KH. Syarifudin Tegal, TB. KH. Alawi Bandung, KH. Muharror Demak, Abah Hadi Demak, Gus Rido Purbalingga, KH. Bendo Grobogan, Gus Maryono Banyumas, KH. Mun’im Saleh Madura, Kh. Rofiq Wonosobo, KH. Zabidi Surabaya, KH. Husnu Mufid Surabaya, Abah Ismail Surabaya, Kh. Mustain Mansur Kebumen, KH. Maujud Astari Banten, KH. Hamdan Suhaimi Banten, KH. Abdul Mu’thi Banten, KH. Ghazali Tangerang Selatan, KH. Ihsan Badawi Bekasi, KH. Bagus Lukito Bekasi, KH. Akas Cianjur, KH. Aminuddin Sukabumi, KH. Muhammad Amin Garut, Kh. Abdul Mujib garut, Tubagus Ali Hifni Banten, Gus Zumrani Indramayu, Aang Zaenudin Pandeglang, Diar Mandala Pandegalang dan ribuan ulama NU lainnya.
PWI LS mengusung semangat menjaga dan mereaktualisasikan ajaran Walisongo yang luhur, toleran, dan penuh tenggang rasa sebagai esensi dari Islam Rahmatan Lil 'alamin. PWI-LS juga memiliki kepedulian yang besar dalam menjaga warisan budaya nasional bangsa Indonesia serta sejarah para leluhur bangsa.
Kehadiran PWI-LS disambut gembira para kiai-kia NU dan para tokoh bangsa karena nilai-nilai yang diusungnya mewakili suara hati warga NU khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar