Maraknya Gibah Menjelang Pemilihan Umum

Selasa, 23 Januari 2024


Catatan Haryadi Pamungkas Tulungagung.



Wahai Saudaraku Muslim, 

Hari menjelang pemilihan umum Presiden dan Wakil Persiden  banyak orang hiruk pikuk membicarakan siapa calon yang di unggulkan.  Intensitas politik di dalamnya jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.  Sayangnya pembahasan tentang calon presiden ini seringkali tidak terkontrol. Pembahasan tidak sebatas pada visi dan misi saja ataupun realita objektif semata, tetapi juga segala hal yang berhubungan dengan kehidupan para capres/cawapres. Bahkan terasa ada keinginan untuk saling menjatuhkan dengan cara menjelek-jelekkan salah satu capres/cawapres, entah melalui kampanye hitam dan sosialisasi palsu.  

  

Tindakan yang kontra produktif seperti tersebut dalam agama Islam disebut dengan ghibah, yaitu menceritakan keburukan orang lain yang memang sesuai dengan kenyataannya. 


 "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang" (Surat Al-Hujurat ayat 12). 


Dalam hadits Rasulullah saw menunjukkan apakah ghibah itu, dan bagaimanakah praktik ghibah itu berlangsung. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Pada Suatu ketika Rasulullah saw pernah ditanya tentang ghibah, Ya Rasulullah apakah ghibah itu? beliau menjawab “engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak disenanginya (dibencinya)”. Kemudian orang itu kembali bertanya kepada Rasulullah saw “bagaimana jika memang kenyataanya demikian?” Rasulullah saw menjawab “jika memang demikian adanya maka engkau telah me-ghibahkan dia dan jika tidak demikian adanya, maka engkau telah melakukan dusta besar atasnya.


Rasulullah SAW juga menyatakan bahwa dosa ghibah berat dari dosa zina  “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).


Oleh karena itu, hindarilah ghibah disamping menumpuk dosa yang berpengaruh kepada pribadi-pribadi individu juga merusak tatanan sosial, sebagaimana virus yang merusak pola pikir bangsa ini, terutama di hari-hari menjelang pemilu sepeti sekarang ini


Semoga kita bisa selalu berfikir jernih dan mampu menjauhi ghibah

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP