Mengenal Ormas Islam PWI-LS

Sabtu, 11 Oktober 2025



Perjuangan Walisongo Indonesia-Laskar Sabilillah atau PWI-LS adalah organisasi keagamaan yang didirikan tahun 2023 di Cirebon oleh para kiai-kiai pesantren dilingkungan Nahdlatul Ulama yang berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dan sejarah bangsa berdasar Pancasila dan UUD 1945.



Latar Belakang didirikannya PWI-LS adalah keresahan sejumlah tokoh Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama) atas berkembangnya paham Islam transnasional  yang dinilai tidak sejalan dengan ajaran Islam Nusantara dan memecahbelah keutuhan bangsa. Berikut ini laporan Husnu Mufid Pemred menaramadinah.com : 


PWI-LS juga memiliki kepedulian dalam mengembangkan nilai-nilai Islam yang moderat dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. PWI-LS mengajak masyarakat untuk mengarus-utamakan toleransi dan kerukunan antar  umat beragama dan saling menghargai antar sesama bangsa, sesama umat Islam, untuk menciptakan keharmonisan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat.  


Selain itu, PWI-LS Juga dikenal konsen dalam menjalankan usaha-usaha untuk  menjaga kesucian nasab Nabi Muhammad SAW, ahlibait Nabi dan keturunannya dengan mengadakan kajian ilmiyah, dakwah, agar masyarakat peduli terhadap pentingnya menjaga nasab Nabi Muhammad SAW dari orang-orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi padahal tidak terbukti secara ilmiyah melalui kajian kitab nasab dan tes DNA. 


Tokoh tokoh PWI-LS adalah orang-orang ternama nasional yang selama ini aktif di Nahdlatul Ulama, di antara mereka adalah  DR. KH. Muhammad Abas Bili Yahsyi, M.A. (Pengasuh Pesantren An-Nadwah) Buntet Cirebon, K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani (Pengasuh Pesantren Nahdlatul Ulum) Kresek Banten, KH. Marzuki Mustamar (pengasuh pesantren Sabilurrasyad,) Malang mantan ketua PWNU Jatim, K.H. Maulana Yusuf Prianadi (Pengasuh Pesantren Al-mubarok) Cinangka Banten, Raja Dangdut Rhoma Irama, Jenderal (purn) dudung Abdurrahman, irjen (pol) Ahmad Nurwahid, Tubagus Mogy Nurfadil,  Sayyid Zulfikar pasuruan,  KH Suadi Pasuruan, KRT Faqih Wirahadiningrat Pasuruan, KH. Mas Nur Fuad Sidogiri Pasuruan, KH. Jafar Shidiq (pengasuh pesantren Riyadul Huda) Majalengka, Abah Setu (Mursyid Tarikah TQN Bekasi), K.H. Asep saefuddin Halim (Pengasuh Pesantren Amanatul Umah) Mojokerto, KH. Wahib Hasbullah Kebumen, Gus Aziz Jazuli Banten, KH. Nur Ihyak Surabaya, KH. Suparman Abdul Karim Lampung, KH. Abdul Galib Madura, Kh. Ja’far Batu Ampar madura, Dr. KH. Ubaidillah Tamam Rembang,  KH. Syaikhurrijal malang, KH Dawam Rembang, KH. Riyad Musofa Sragen, KH. Lukman Pemalang, KH. Syarifudin Tegal, TB. KH. Alawi Bandung, KH. Muharror Demak, Abah Hadi Demak, Gus Rido  Purbalingga, KH. Bendo Grobogan, Gus Maryono Banyumas, KH. Mun’im Saleh Madura, Kh. Rofiq Wonosobo, KH. Zabidi Surabaya, KH. Husnu Mufid Surabaya, Abah Ismail Surabaya, Kh. Mustain Mansur Kebumen, KH. Maujud Astari Banten, KH. Hamdan Suhaimi Banten, KH. Abdul Mu’thi Banten, KH. Ghazali Tangerang Selatan, KH. Ihsan Badawi Bekasi, KH. Bagus Lukito Bekasi, KH. Akas Cianjur, KH. Aminuddin Sukabumi, KH. Muhammad Amin Garut, Kh. Abdul Mujib garut, Tubagus Ali Hifni Banten, Gus Zumrani Indramayu, Aang Zaenudin Pandeglang, Diar Mandala Pandegalang  dan ribuan ulama NU lainnya.


PWI LS mengusung semangat menjaga dan mereaktualisasikan ajaran Walisongo yang luhur, toleran, dan penuh tenggang rasa sebagai esensi dari Islam Rahmatan Lil 'alamin. PWI-LS juga memiliki kepedulian yang besar dalam menjaga warisan budaya nasional bangsa Indonesia serta sejarah para leluhur bangsa. 


Kehadiran PWI-LS disambut gembira para kiai-kia NU dan para tokoh bangsa karena nilai-nilai yang diusungnya mewakili suara hati warga NU khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.

Read more...

Sarasehan DPW MATRA Jatim

Jumat, 10 Oktober 2025












 

Read more...

Haul tawang alun Banyuwangi 2025

Kamis, 18 September 2025









 

Read more...

Buka Alfamart di Perum BMR dengan Berbagi Sembako

Jumat, 12 September 2025






 

Read more...

Warga Kediri Kecam Pencuri Artefak Saat Aksi Demo

Selasa, 02 September 2025

 Kediri-menaramadinah.com-Aksi pencurian Artedak di Museum Kab Kediri saat terjadi aksi demo besar besaran mendapat Kecaman warga Kediri hingga kini.



Alasan warga Kab Kediri mengecam pencurian Artefak. Karena Museum itu tidak bersalah dan lagipula Artefak itu sangat berharga bagi warga Kediri. Sebab bernilai sejarah yang sangat tinggi.

Warga Kediri minta Polisi dan TNI untuk mencari dan menangkap Pencuri dan perusak Museum Kediri yang tidak ada kaitannya dengan kondisi ekonomi yang melemah.

"Saya Kecam Pencuri Artefak di Museum Kab Kediri. Karena tidak bersalah. Ini sudah kebebasan,"ujar Suwito warga Kediri.

Sedangkan Pemkab Kediri dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon meminta agar Artefak yang dijarah saat aksi demo itu untuk dikembalikan.

Hingga kini Artefak Museum Kab Kediri yang hilang saat aksi demo belum dikembalikan. Sungguh miris sekali kelakuan demonstran.

Husnu Mufid


Read more...

Rakyat Jatim Menggugat Pimpinan Moh Sholeh Tidak Jadi Aksi Demo Besok 3 Agustus 2025. Warga Surabaya Senang

Senin, 01 September 2025

Surabaya-menaramadinah.com- Rakyat Jawa Timur menggugat yang dipimpin Mohammaf Sholeh tidak jadi melakukan aksi demo pada 3 Agustus 2025 di Grahadi Surabaya besok.



Berbagai alasan yang disampaikan Mohammad Sholeh. Salah satunya khawatir aksi demonya disusupi perusuh. Akan melakukan aksi demo jika situasi kondisi Sudah kondusif.

"Aksi demo besok Rabu.  3 Agustus 2025 dibatalkan. Karena situasi kondisi kurang bagus. Khawatir disusupi perusuh Karena Rakyat Jawa Timur Menggugat menuntut pengampunan pajak,"tegas Sholeh yang juga berprofesi pengacara.

Hal tersebut bikin warga Surabaya senang sekali. Sehingga tidak akan terjadi kerusuhan. Mengingat aksi demo kemarin sudah menelan korban dibakarnya rumah Dinas Wakil Gubernur Emil Dardak di Grahadi dan terbakarnya Polsek Tegalsari Surabaya.

"Saya merasa senang Rakyat Jawa Timur Menggugat pimpinan Sholeh batal dilaksanakan. Sehingga Surabaya kondusif. Anak anak bisa sekolah dan pertokoan tetap buka serta ekonomi membaik,"ujar Hendro warga Surabaya.

Demikian pula dengan KH. Asep pimpinan Pondok Pesantren Amanatul Umah Surabaya mengatakan, menolak upaya aksi demo yang menyerang Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansah. Karena pimpinan Muslimat Indonesia. Berarti menyerang Islam.

Sementara pedagang kaki lima juta merasa senang kalau Moh Sholeh dan kawan kawan tidak jadi aksi demo. Karena jika dilakukan akan semakin kacau kota Surabaya.

 "Ini keputusan sangat bagus. Biar Surabaya kota kondusif. Tidak ada anarkis bakar bakaran. Sebab salah sasaran. Bangunan Cagar Budaya yang tidak bersalah jadi sasaran pembakaran,"ujar Muslih  pedagang kaki lima Surabaya. 

Husnu Mufid


Read more...

Masjid Ramah Lansia dan Difabel, Lazawa Darul Hikam Kembali Salurkan Wakaf Kursi di Kediri.

 KEDIRI--Lazawa (Lembaga Zakat dan Wakaf) Darul Hikam terus gencar dengan gerakan masjid ramah lansia dan difabel. 



Buktinya,menjelang  dipenghujung bulan Agustus 2025, tepatnya Kamis 28 Agustus 2025, lembaga filantropi kebanggaan umat Islam ini kembali membagikan wakaf  kursi shalat di Jawa Timur. Wakaf kursi adalah salah satu program unggulan Lazawa Darul Hikam yang inovatif. Program wakaf ini juga yang membedakan Lazawa Darul Hikam dengan lembaga filantropi yang lain. 


Penyaluran wakaf kursi hari itu adalah Masjid Al Falah di Jalan Dahlia Raya RT 14 RW 07 Perumnas Ngronggo Kota Kediri. Lazawa Darul Hikam membagikan 10 kursi wakaf pada Masjid Al Falah Ronggo Kediri. Hadir pada kesempatan itu Prof. KH. M. Noor Harisudin, (Direktur), Robiatul Adawiyah, SHI, MH (Bendahara) dan Muthirrahman, SH (Divisi Media). Sementara dari pihak Masjid Al Falah hadir Dr.  H. Mumin Firmahsyah, MHI (Ketua Takmir) dan Arif (Bendahara). Sementara, hadir puluhan ibu-ibu jamaah pengajian yasin tahlil Masjid al Falah yang dipimpin Bunda Yasin. 


Ketua Takmir, Dr.  H. Mumin Firmahsyah, MHI, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.  Terima kasih Prof. Haris dan Tim Lazawa Darul Hikam atas pemberian wakaf kursi shalat ini. Kami mohon maaf ,karena masjid kami baru dibangun. Tapi justru ini sekaligus untuk menjadian masjid kami sebagai Masjid Ramah Lansia dan Difabel. Mimpi kami selaras dengan program Lazawa Darul Hikam, kata Dr. H. Mumin Firmansyah yang juga Dosen Universitas Islam (UIN) Negeri Syekh Wasil Kediri.


Sementara, Prof. Haris menyampaikan tentang program wakaf kursi Lazawa Darul Hikam. Alhamdulillah, kami sudah keliling Jawa Timur dengan program unggulan kami. Ini yang kelima kalinya kami berkunjng ke Jawa Timur dengan program praying chair. Lima kota itu adalah Jember, Bondowoso, Lumajang, Malang dan sekarang Kediri, kata Prof. Haris  yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur. 


Harapannya, lanjut Prof. Haris, gerakan Masjid Ramah Lansia dan Difabel menjadi konsen umat Islam di Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.  Kami berharap Masjid Al Falah ini bisa menjadi pioner sebagai Masjid Ramah Lansia dan Difabel yang bisa dituru oleh masjid-masjid yang lain di Kediri. Apalagi sebagian bangunannya sudah ramah lansia dan difabel, tukas Prof. Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan (KP3) MUI Jawa Timur.


Selain itu, Prof. Haris juga mendorong ibu-ibu pengajian yasin dan tahlil untuk ikut andil dan berbagi dengan wakaf. Selain zakat dan infak, ibu-ibu dapat mengalokasikan anggaran untuk wakaf. Misalnya Wakaf Pembangunan Masjid Al-Falah agar ke depan dapat lebih makmur lagi, ujar Prof. Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.


Terkahir, Prof. Haris meminta doa agar lembaganya dan para donaur diberi kesehatan dan kelimpahan rizki. Dan yang terakhir, saya minta doa. Agar Lazawa Darul Hikam semakin besar dan terasa manfaatnya pada masyarakat. Juga para donatur; semoga diberi kesehatan, kemudahan rizki dan kelancaran karir serta usahanya, tukas Prof. Haris menutup sambutan. 


Acara dimulai jam 16.00 dan diakhiri jam 17.00. Acara ditutup dengan doa dan dengan foto bersama Lazawa Darul Hikam, Takmir Masjid Al Falah dan jamaah pengajian Yasin dan Tahlil Masjid al-Falah Ngronggo Kediri.*Imam Kusnin Ahmad*



Read more...

Gelar Aksi Damai, GMNI Pasaman Minta Pemangku Kepentingan Dengarkan Suara Rakyat




Pasaman, Sumbar - Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) Kabupaten Pasaman menyerukan agar pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan baik di Pusat maupun di Daerah agar responsip terhadap setiap persoalan yang terjadi ditengah masyarakat.


DPC GMNI Kabupaten Pasaman meminta agar semua pemangku kepentingan menegakkan keadilan seraya mendengarkan suara rakyat yang terjadi pada hari ini secara baik, agar persoalan persoalan yang timbul ditengah masyarakat tidak tambah meluas. 


Hal ini ditegaskan oleh GMNI Kabupaten Pasaman agar aksi unjuk rasa tidak meluas dan menimbulkan kegaduhan serta dapat memicu hal hal yang tidak di inginkan ditengah masyarakat.


“Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan kiranya dapat menegakkan keadilan secara baik, transparan, dan tidak tebang pilih atas tuntutan masyarakat yang terjadi hari ini,” kata Ketua DPC GMNI Pasaman Andan Hasayangan Hasibuan, sebagaimana keteragan disampaikan, Senin (1/9/2025)


DPC GMNI Kabupaten Pasaman menyatakan aspirasi publik wajib didengar dan ditindaklanjuti melalui mekanisme partisipasi yang bermakna, termasuk melalui forum dengar pendapat terbuka dengan seluruh komponan, publikasi data kebijakan pemerintah, dan kajian dampak sosial-ekonomi yang dapat diakses publik tanpa ditutup tutupi. jika ini dilakukan, diyakini akan dapat membangun gotong royong dan rasa bersama dalam membangun bangsa dan Negara. Ujar Andan Hasayangan Hasibuan.


Andan Hasayangan Hasibuan meminta kiranya semua pihak pemangku kepentingan dapat mengajak dan mendengar aspirasi rakyat yang terjadi hari ini dengan mencoba menampung aspirasi dengan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, akademisi, perwakilan mahasiswa, serikat pekerja, organisasi masyarakat sipil, tokoh pers, pelaku dunia usaha, serta pimpinan lembaga negara. Mendengarkan apa persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Ujarnya.


Dikatakan Andan Hasayangan Hasibuan, munculnya persoalan akhir akhir ini, ia yakini dipicu oleh adanya miss komunikasi atau ketidaksamaaan yang terjadi dan persoalan genting ditengah rakyat. Untuk itu ia berharap agar Pemerintah tidak jalan sendiri dan berjalan bukan atas dasar kepentingan masyarakat. Ia meminta agar kebijakan yang dilakukan haruslah bersumber dari aspirasi rakyat yang murni.


Andan Hasayangan Hasibuan, juga meyampaikan, bahwa persoalan persoalan yang terjadi hari ini diakibatkan oleh tindakan dan ulah sebagian oknum yang mencerminkan Pemerintahan cendrung bertindak sendiri, bahkan akibat ulah beberapa ucapan oknum oknum dan perilaku tidak mencerminkan kondisi bangsa hari ini mengakibatkan kemaraham rakyat.


Dikatakan Andan Hasayangan Hasibuan pihaknya sendiri sudah menyatakan sikap terhadap beberapa point situasi Nasional yang teejadi hari ini, adapun tuntutan DPC GMNI kabupaten Pasaman itu, antara lain; pertama, DPC GMNI Kabupaten Pasaman menilai DPR RI telah gagal total sebagai intermediarry masyarakat dan menilai DPR RI saat ini tidak lagi berpihak kepada kepentingan rakyat.


Kedua, menuntut agar DPR, mengesahkan UU perampasan aset, melakukan revisi terhadap KUHAP, dan GMNI menegaskan agar DPR RI mengutamakan aspirasi rakyat, dan membuka ruang dialog atas tuntutan kenaikan tunjangan fantastis anggota DPR. Ketiga, mendesak Polri agar mengusut secara cepat dan bertanggungjawab atas peristiwa tewasnya Affan Kurniawan (driver Ojol) akibat terlindas mobil Rantis Brimob, serta meminta Polri agar memecat oknum-oknum anggota yang terlibat dalam kasus tersebut.


Yang ke empat yang menjadi tuntutan dari DPC GMNI Kabupaten Pasaman adalah menuntut terjadinya reformasi di tubuh Polri, dengan menegaskan kembali tugas dan fungsi Polri menganyomi dan melindungi masyarakat, bukan menjadi tameng para pejabat menindas rakyat.


Sedangkan yang kelima adalah, GMNI Kabupaten Pasaman sebagai organisasi abdi rakyat akan selalu berjuang bersama rakyat dalam melawan segala bentuk penindasan dan kesewenang wenangan serta berdiri tegak didepan berjuang untuk kepentingan rakyat. Ujar Andan Hasayangan Hasibuan.


Di sisi lain, DPC GMNI Kabupaten Pasaman mengimbau para pejabat publik, eksekutif, legislatif, dan yudikatif termasuk Pemerintah Daerah untuk senantiasa menunjukkan pola hidup sederhana, berempati kepada rakyat, ditengah efisiensi anggaran.


Ditekankan, kebijakan dan perilaku pejabat harus mencerminkan solidaritas terhadap beban ekonomi rakyat dan memprioritaskan belanja publik pada kebutuhan dasar, antara lain, pangan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.


DPC GMNI Pasaman juga menyerukan agar seluruh elemen bangsa tidak terprovokasi, semua pihak harus terlibat menjaga dan merawat proses demokrasi untuk rakyat dan keadilan sosial.


“Menyerukan kepada semua komponen bangsa untuk menahan diri dan menjaga dan merawat fasilitas publik karena itu dibangun dengan pajak rakyat. Kita ketahui bersama perusakan fasilitas publik hanya akan merugikan rakyat juga,” ujar Andan Hasayangan Hasibuan.


Di samping itu, DPC GMNI Pasaman meminta kepada semua pihak agar dapat menjaga sikap, perilaku serta tindakan tindakan yang tidak dapat memicu munculnya protes, sejatinya antara rakyat dan pemerintah adalah komponen bangsa yang harus sama-sama bergotong royong mewujudkan cita cita kemerdekaan RI Tahun 1945. Ujar Andan Hasayangan Hasibuan. (gus)


ket foto

DPC GMNI Pasaman meminta kepada semua pihak agar dapat menjaga sikap saat beraksi.

Read more...

Gelombang Kemarahan Sosial

Catatan :;Dr.Ir. HADI PRAJOKO SH, MH Ketua HPK Pusat.



Pada saat ini terjadi proses brutalitas oleh kondisi masyarakat Yg susah berat menghadapi kenyataan sosial yg tidak kunjung terobati oleh berbagai perubahan kepemimpinan bangsa bahkan semakin tinggi tingkat kelaparan dan busung cacingan, apalagi di katakan sudah banyak terinfeksi virus TBC dan mulai digerakkan suntik masal yg tidak Bisa dipertanggung jawabkan secara medis, akhirnya rakyatnya hanya sebagai korban riset percobaan sosial, itulah sebabnya mengapa alam semesta ini terbangun dan terkejut 

Sudah hampir seluruh nilai musnah 


Gelombang kemarahan sosial di Indonesia dapat dipahami sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil dan memberatkan rakyat, yang berdampak pada eksistensi rakyat karena terlindas oleh kemelaratan sosial. Berikut beberapa penjelasan secara politik, sosial budaya, filosofis, dinamika perubahan jiwa rakyat, dan spiritual:


*Politik*


- Kebijakan pemerintah yang tidak adil dan memberatkan rakyat dapat memicu gelombang kemarahan sosial, karena rakyat merasa bahwa hak-hak mereka tidak dihormati dan kebutuhan mereka tidak dipenuhi.

- Pemerintah memiliki peran penting dalam memicu gelombang kemarahan sosial melalui kebijakan yang diambil, sedangkan masyarakat dapat membuat perubahan sosial yang signifikan melalui gerakan sosial dan protes.


*Sosial Budaya*


- Gelombang kemarahan sosial dapat dipahami sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat, yang dapat mempengaruhi struktur sosial dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

- Perubahan sosial yang signifikan dapat terjadi melalui gerakan sosial dan protes, yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan struktur sosial.


*Filosofis*


- Konsep keadilan sosial dan kebebasan dapat dipahami sebagai nilai-nilai yang penting dalam masyarakat, dan perubahan sosial dapat dipahami sebagai proses yang kompleks dan multifaset yang melibatkan perubahan dalam struktur sosial, nilai-nilai sosial, dan institusi sosial.

- Gelombang kemarahan sosial dapat dipahami sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat, yang dapat mempengaruhi eksistensi rakyat dan kualitas hidup mereka.


*Dinamika Perubahan Jiwa Rakyat*


- Gelombang kemarahan sosial dapat dipahami sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat, yang dapat mempengaruhi jiwa rakyat dan membuat mereka merasa tidak puas dengan keadaan saat ini.

- Perubahan sosial yang signifikan dapat terjadi melalui gerakan sosial dan protes, yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan struktur sosial, serta dapat mempengaruhi jiwa rakyat dan membuat mereka merasa lebih puas dengan keadaan saat ini.


*Spiritual*


- Gelombang kemarahan sosial dapat dipahami sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat, yang dapat mempengaruhi spiritualitas rakyat dan membuat mereka merasa tidak puas dengan keadaan saat ini.

- Perubahan sosial yang signifikan dapat terjadi melalui gerakan sosial dan protes, yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan struktur sosial, serta dapat mempengaruhi spiritualitas rakyat dan membuat mereka merasa lebih puas dengan keadaan saat ini.


Dalam konteks ini, gelombang kemarahan sosial di Indonesia dapat dipahami sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat, yang dapat mempengaruhi eksistensi rakyat dan kualitas hidup mereka. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting dalam memicu gelombang kemarahan sosial dan perubahan sosial, dan pemahaman tentang konsep keadilan sosial dan kebebasan sangat penting dalam memahami dinamika sosial ini.

Read more...

Presiden Prabowo Kumpulkan Tokoh Lintas Agama dan Pimpinan Parpol di Istana Untuk Tindaklanjuti Aspirasi Masyarakat

 .

JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan hingga pimpinan partai politik (parpol) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/9/2025).



Pertemuan ini untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam aksi demonstrasi dan upaya bersama memulihkan kondisi yang sempat ricuh.


"Berkoordinasi menyampaikan ya menyempurnakan penyampaian aspirasi masyarakat seperti yang kami lakukan kemarin dan bagaimana juga berkoordinasi bahu membahu mengatasi keadaan memulihkan keadaan" ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/9/2025).


Tokoh lintas agama yang hadir yakni, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa.


Kemudian, Ketua Umum Perserikatan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharuddin, hingga Pimpinan Gereja Bethel Injili Nusantara Pdt. John Lokollo.


"Kita membicarakan situasi kebangsaan rakyat undangannya untuk bicarakan situasi kebangsaan," ujar Ketua Umum PGI.


Selain tokoh agama, sejumlah pimpinan partai politik juga ikut hadir. Mulai dari, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Sekjen PSI Raja Juli Antoni.


"Hari ini kita diundang belum tahu dengan siapa saja. Tapi tiada lain untuk terus melakukan upaya-upaya Pak Prabowo dan seluruh pemerintahan ini harus sukses," tutur Muhaimin.*Imam Kusbin Ahmad*

Read more...

8 Seruan PP ISNJ : Aksi Damai Jaga Persatuan dan Kesatuan




JAKARTA - Dalam rangka  menyikapi dinamika kebangsaan dengan meningkatkan aksi unjuk rasa di berbagai daerah yang bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.


Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) menyampaikan delapan poin seruan Kebangsaan. 


Seruan tersebut juga bertujuan menghindari jatuhnya lebih banyak korban.


"PP ISNU sebagai wadah para sarjana, akademisi, dan intelektual, menyampaikan Seruan Kebangsaan," demikian bunyi rilis yang diterima redaksi  pada Senin (1/9/2025).


Ketua Umum PP ISNU Prof Dr Kamaruddin Amin MA juga menegaskan agar masyarakat sama-sama mengawal isu terkini agar pengambil kebijakan bisa berfokus pada pemulihan ekonomi rakyat, memperkuat transparansi dan menguatkan etika publik dalam berbicara dan bertindak.


"Mari kita sama-sama mengawal agar pengambil kebijakan fokus pada pemulihan ekonomi rakyat, memperkuat transparansi, serta menguatkan etika publik baik dalam berbicara maupun bertindak. Dan menyerukan kepada sahabat sarjana dan insan kampus agar hadir sebagai pengawal moral kebangsaan, kebijakan pemerintah yang pro rakyat, dan kehidupan demokrasi yang damai serta menolak anarkisme," ujar Kamaruddin.


Bersamaan dengan itu, Sekretaris Umum PP ISNU Wardi Taufik turut menambahkan bahwa ISNU mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyampaikan aspirasi dengan damai. Dengan begitu, pemerintah dan DPR bisa mendengar suara rakyat serta meninjau ulang kebijakan yang membebani masyarakat.


"ISNU mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyampaikan aspirasi secara damai, aparat menjaga keamanan dengan humanis, dan pemerintah bersama DPR mendengar suara rakyat dengan meninjau ulang kebijakan yang membebani serta melukai perasaan masyarakat," terangnya.



Delapan Poin Seruan Kebangsaan yang Disampaikan PP ISNU:

1. Seruan Mendengar Rakyat.Seruan yang pertama yaitu PP ISNU mendesak agar Pemerintah dan DPR RI mendengar aspirasi masyarakat secara serius sekaligus meninjau kembali kebijakan yang membebani dan melukai perasaan masyarakat. Hal itu termasuk rencana kenaikan tunjangan DPR, kebijakan pajak yang tak adil, serta sejumlah pos APBN yang tidak produktif.


2. Seruan Aspirasi Damai.PP ISNU mengajak seluruh sarjana, insan kampus serta elemen lainnya untuk saling mengawal penyampaian aspirasi agar dilakukan secara konstitusional, tertib, dan damai, serta menolak provokasi dan aksi anarkis yang bisa merusak persatuan nasional.


"Mari kita segera menatap kedepan. Jangan sampai rasa marah dan kekecewaan ini mengarah ke tindakan yang mengkhawatirkan: membuat kita saling marah dan kecewa terhadap satu sama lain. Apalagi saling menyakiti satu sama lain." demikian bunyi Seruan Kebangsaan PP ISNU poin kedua.


3. Seruan Humanisme Aparat.Seruan  ketiga, PP ISNU meminta aparat keamanan (Polri dan TNI) menjaga keamanan dengan pendekatan yang terukur, humanis, dan dialogis, namun tetap tegas terhadap tindakan anarkis dan perusakan.


4. Seruan Pemulihan Ekonomi Rakyat.

PP ISNU mendorong agar pemerintah memfokuskan kebijakan pada pemulihan dan pertumbuhan ekonomi rakyat, dengan prioritas pada penciptaan lapangan kerja, penguatan UMKM, dan stabilisasi harga kebutuhan pokok secara menyeluruh.


5. Seruan Jaga Persatuan.PP ISNU menolak segala bentuk provokası, terutama bernuansa SARA dan mengingatkan pentingnya menjaga keutuhan bangsa. Para sarjana dan insan kampus harus hadir sebagai penopang nalar kritis sekaligus penjaga harmoni sosial.


"Kita ubah bara semangat untuk memperbaiki Indonesia menjadi energi yang mempersatukan, bukan energi yang memecah belah. Saling jaga satu sama lain. Mari kita jaga bersama Indonesia." bunyi poin kelima dalam Seruan Kebangsaan PP ISNU.


6. Seruan Transparansi.

PP ISNU mendorong pemerintahan yang transparan dan akuntabel, terutama dalam penegakan hukum, pemberantasan korupsi, serta perlunya pelibatan publik dalam proses perumusan kebijakan strategis.


7. Seruan Etika Elit.

PP ISNU menyerukan pentingnya para elit dan pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan maupun sikap. Mari bersama-sama menjaga perasaan publik agar tidak memancing situasi yang tidak kondusif dan mengganggu stabilitas kebangsaan.


8. Seruan Dialog Publik.PP ISNU Menginstruksikan kader ISNU serta mengajak sahabat sarjana, insan kampus dan komunitas akademik untuk aktif membangun ruang dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semua elemen bangsa, menjaga fasilitas umum, serta membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.


"Seruan Kebangsaan PP ISNU ini merupakan panggilan moral dan komitmen kebangsaan. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, membimbing setiap hati manusia Indonesia dan melindungi Bangsa kita tercinta." demikian bunyi Seruan Kebangsaan PP ISNU.*Imam Kusnin Ahmad*

Read more...

Kerukunan Keluarga Kalimantan Jatim Siapkan Festival Budaya untuk Pelantikan Pengurus Baru

Surabaya-,menaramadinah.com- Dalam rangka menyongsong pelantikan Pengurus Kerukunan Keluarga Kalimantan (K3) Jawa Timur periode 2025–2030, digelar rapat pembentukan panitia pada Senin, 1 September 2025 bertempat di kediaman Ibu Wahida Guntur, Jalan Reya Putat Gede No. 34, Surabaya. Pertemuan ini dihadiri oleh para tokoh dan anggota keluarga besar Kalimantan di Jawa Timur sebagai bentuk komitmen dalam menjaga kebersamaan dan mempererat silaturahmi.



Rapat yang dipimpin oleh Ketua Pelaksana Noor Slailendra dengan didampingi Sekretaris Anisah, S.Hum., M.Hub.Int., serta Ketua Harian Dr. Asmirin Noor, SE., M.M., membahas berbagai agenda persiapan pelantikan. Uniknya, pelantikan pengurus K3 Jatim tahun ini akan dikemas dalam bentuk festival budaya, menampilkan kekayaan tradisi dari berbagai daerah Kalimantan, mulai dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, hingga Kalimantan Selatan. Diharapkan, acara ini tidak hanya menjadi momentum pengukuhan kepengurusan, tetapi juga ruang ekspresi budaya yang memperkuat identitas dan persatuan keluarga Kalimantan di tanah perantauan Jawa Timur.

Read more...

Tragedi Kerusuhan Aksi Demo Massal: Hanya 4 (empat) Hari Negara Rugi mencapai 195 Trilyun, Prabowo Subianto Agar Bertindak Tepat Guna dan Cepat.



Oleh Aceng Syamsul Hadie, S.Sos., MM. 

Ketua Dewan Pembina DPP ASWIN (Asosiasi Wartawan Internasional).



Suasana aksi demo sampai saat ini masih belum reda, bahkan sejumlah daerah di kabupaten dan kotamadya kembali menjadi lokasi aksi massa. Elemen mahasiswa, buruh, pengemudi ojek daring, dan masyarakat umum dijadwalkan turun ke jalan. Meski tuntutan tiap daerah beragam, benang merahnya tetap sama yaitu ketidakpuasan publik terhadap kebijakan elite politik dan arah pemerintahan. Dengan agenda demo yang tersebar di berbagai daerah, pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat luas diminta tetap waspada.


Kenyataannya suasana demo berubah menjadi aksi brutal, yaitu pengrusakan prasarana umum dan penjarahan, diduga pemicunya karena perilaku beberapa anggota DPR yang menyakiti rakyat dan sikap Polri dalam penanganan demo secara beringas dan brutal yang mengakibatkan massa marah, contoh korban keberingasan Polri yaitu tergilasnya Affan Kurniawan (Ojol) oleh Rantis Brimob. Berdampak juga penjarahan merajalela, antara lain korbannya para pejabat. 4 rumah anggota DPR dijarah, antara lain; Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Nafa Urbach, kemudian menyusul rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang ikut dijarah. Dari beragam video yang viral, warga tampak hilir mudik mengobrak abrik rumah milik pejabat yang dijarah, mereka menguras barang-barang di dalam rumah mewah tersebut.


Yang sangat mengejutkan adalah aksi brutal pengrusakan sarana dan prasarana umum yang mengakibatkan kerugian negara 195 Trilyun hanya dalam 4 hari. Berikut adalah estimasi kerugian material secara menyeluruh akibat kerusuhan dan aksi demonstrasi massal yang terjadi pada 28–31 Agustus 2025 (4 hari), berdasarkan data terbaru:


Estimasi Kerugian Material (Peran Peran Pihak Resmi dan Sumber Terverifikasi)


1. Makassar – Gedung DPRD


Total kerugian sementara dari BPBD Makassar sekitar Rp 253,4 miliar, mencakup:


* 67 kendaraan roda empat (sekitar Rp 13,4 miliar),

* 15 sepeda motor (sekitar Rp 240 juta), serta kerusakan berat gedung dan perlengkapan kantor.


2. Jakarta & Sekitarnya


* Gerbang tol: 7 pintu dibakar, kerugian sekitar Rp 120 miliar.

* Halte TransJakarta: sekitar Rp 25 miliar.

* Pagar & fasilitas DPR/MPR: kerugian sekitar Rp 10 miliar.

* MRT Jakarta: kerusakan fasilitas diperkirakan mencapai Rp 2,9 miliar.


Total kasar untuk wilayah ini: sekitar Rp 155 miliar (tanpa memperhitungkan dampak sektor lain).


3. Bandung, Surabaya, Malang, Yogyakarta


* Bandung: gedung DPRD dan wisma tamu dibakar, kerugian sekitar Rp 40 miliar.

* Surabaya: kerusakan gerbang Grahadi dan kendaraan sekitar Rp 25 miliar.

* Malang: 16 pos polisi rusak/bakar, kerugian sekitar Rp 30 miliar.

* Yogyakarta: SPKT dan Mapolda DIY dirusak/dibakar, kerugian sekitar Rp 15 miliar.

* Selain itu, gangguan layanan MRT & TransJakarta, serta kemacetan, menyebabkan kerugian tambahan sekitar Rp 100 miliar.


4. Sektor Perdagangan & Konsumsi


* Mal-mal di Jakarta (Atrium Senen, Sarinah, Senayan Park, Lippo Mall Nusantara) dan Surabaya (Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya) berhenti operasional lebih awal, menimbulkan potensi hilangnya transaksi sekitar Rp 650 miliar.

* Lesunya aktivitas UMKM, retail, dan pasar tradisional di berbagai kota menambah kerugian sekitar Rp 300 miliar.


Total dampak sektor ini: sekitar Rp 950 miliar.


5. Estimasi Total Nasional


Menurut penghitungan cepat di Kompasiana (non-manfaat resmi), total estimasi kerugian nasional yang mencakup kerusakan infrastruktur, transportasi, perdagangan, serta hilangnya transaksi mencapai sekitar Rp 195 triliun.

(Ini mencakup kapitalisasi pasar yang tersusut dan rugi ekonomi makro lainnya). 


Maka sudah saatnya Prabowo Subianto bertindak tepat guna dan cepat sesuai aspirasi rakyat dalam menghadapi suasana genting seperti ini, antara lain; Cabut Fasilitas DPR RI yang melampaui batas kewajaran, Ganti Kapolri, tuntutan buruh, tuntutan komunitas ojol, tuntutan aktivis yaitu penegakkan supremasi hukum dan reshuffle kabinet, tuntutan para purnawirawan TNI, dan lain-lain.***

Read more...

HIMA BSJ adakan Wahana Reketinh Memitran





SEMARANG- menarsmadinah.com-Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dan Prodi Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan rutin tahunan perkenalan dosen dengan mahasiswa baru dengan nama kegiatan _Wahana Raketing Memitran_. Kegiatan pada Jumat 29 Agustus ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa baru dengan dosen dan lingkungan akademik di prodi masing-masing.



Dalam kegiatan ini, dosen-dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dan Prodi Sastra Jawa memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang program studi, kurikulum, dan harapan bagi mahasiswa baru. Masing-masing kaprodi dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, serta dari Kaprodi Sastra Jawa memberikan sambutan pada acara ini. Mahasiswa baru juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen dan mengenal lebih dekat dengan lingkungan akademik di prodi mereka.


Kegiatan _Wahana Raketing Memitran_ ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh HIMA Bahasa dan Sastra Jawa yang diketuai oleh Haekal Erlangga Dharmaputra dan Sungging Widagdo sebagai dosen pendamping HIMA BSJ. 


" Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi proses adaptasi mahasiswa baru di lingkungan akademik," ungkap Mujimin, Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa,kepada Pers,Senin 1 September 2025. 


Menurut Prembayun Muji Lestari (Kaprodi Sastra Jawa), dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa baru dapat lebih cepat beradaptasi dan merasa nyaman di lingkungan baru mereka.


Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dan Prodi Sastra Jawa FBS UNNES selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dan mendukung bagi mahasiswa. Dengan kegiatan seperti _Wahana Raketing Memitran_, prodi-prodi ini menunjukkan komitmennya untuk membina hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa, serta meningkatkan kualitas pendidikan di bidang bahasa dan sastra Jawa.*


Nur Fateah

Read more...

Cegah Amuk Massa, Lesbumi NU Ingatkan Tanggap Baca Ayat-ayat Kauniyah.

 SURABAYA--Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jawa Timur mengajak insan-insan kreatif dan masyarakat umumnya, untuk tanggap membaca fenomena sosial. Termasuk terkait amuk massa, kecakapan bertindak membaca Ayat-ayat Kauniyah, Ayat-ayat yang tergelar sebagai tanda-tanda zaman. 



Tindakan destruktif terjadi dalam gelombang demonstrasi yang marak, baik di Jakarta, Surabaya dan sejumlah kota lain di Indonesia. Anarkhisme bisa dicegah bila para pemimpin dan elite politik mampu membaca fenomena sosial danenyikapinya dengan bijaksana. 


Hal itu terungkap dalam kegiatan  acara Launching Buku Puisi "Pengantin Bulan Domba" karya Didik Wahyudi. 


Kegiatan Lesbumi PWNU Jatim ini  terkait "Parede Puisi Kemerdekaan di Ujung Bulan", dihadiri puluhan Seniman, penyair, dan aktivis Lesbumi di Jawa Timur dan Nasional.


"Hilangnya sensitivitas dan empati para elite politik atas kondisi masyarakat menjadikan kekesalan itu memuncak. Bila kemudian terjadi amuk massa, aksi sosial dan demontrasi, hal itu merupakan pelepasan dari kekesalan dan kejengkelan yang tak terkendali, " ujar Riadi Ngasiran, Ketua Lesbumi PWNU Jatim, 

 Senin 1 September 2025 .


Saat ini, diingatkan Riadi, saat yang tepat bagi para elite politik, pemimpin pemerintahan, untuk melakukan koreksi diri. Koreksi atas tindakan dan ucapan mereka yang seolah tanpa kontrol itu. 


"Ketika kaum lemah dan dilemahkan, kaum _mustadh'afin_ tanpa perhatian, dan merajalelanya keserakahan di antara para elite politik, dengan praktik korupsi, kolusi, yang pertunjukkan setiap saat, membuat kekesalan itu semakin sempurna, " tutur Riadi Ngasiran, yang juga esais dan pemerhati kebudayaan. 


*Ayat-ayat Kauniyah*


Terkait Launching Buku Puisi "Pengantin Bulan Domba" karya Didik Wahyudi, tampil sebagai pembahas Penyair Nasional Mardi Luhung dan Peneliti Sastra Ribut Wijoyo. 


Pada Minggu, 31 Agustus 2025, pukul 13.00 WIB di Aula KH Bisri Syansuri, PWNU Jawa Timur, Jln Masjid Al-Akbar Timur no 9, Gayungan  Surabaya, diawali pembacaan puisi oleh penyair Nur Aziz Asmuni dan Haidar Hafeez dari Pasuruan.


Juga Penyair Sastra Jawa Suharmono Kasiyun (aktivis Lesbumi PWNU dan dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) dan KH Chamim Kohari dari Mojokerto. Juga ada Gus Ahmed Miftahulhaq, dari Pesantren Ngelom Sepanjang yang aktif di dunia sastra Universitas Negeri Surabaya, serta Afif Mahmudah, turut membaca puisi karya Didik Wahyudi. 


Ning Nabila Dewi Gayatri, Pelukis yang Sekretaris Lesbumi PWNU Jatim, memberikan apresiasi terhadap para seniman yang eksis berkarya dalam kondisi apa pun. 


Para seniman, juga para penyair mempunyai kepekaan terhadap setiap permasalahan kehidupan. Kegelisahan dalam menangkap makna kehidupan diungkapkan sebagai pengalaman estetik yang khas dari setiap individu para seniman itu. 


Didik Wahyudi, turut dalam produksi klips Museum Nahdlatul Ulama (NU) sutradara dan naskah Riadi Ngasiran (kini Ketua Lesbumi PWNU Jawa Timur), saat diresmikan KH Abdurrahman Wahid pada Desember 2004.


 "Kami sengaja mengumpulkan para seniman dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-80 Bangsa Indonesia kita tercinta pada akhir bulan. Hal ini lazim bagi warga Nahdliyin, peringatan harlah misalnya, ya bisa berlangsung sebulan penuh. Termasuk peringatan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa kita ini, " tutur Ning Nabila Dewi Gayatri. 


Para seniman, terutama dari Lesbumi NU dari sejumlah daerah pun hadir. Seperti dari Sidoarjo, Mojokerto,Bangil, Jombang, Gresik, dan tentu saja dari Surabaya. 


Para seniman Lesbumi NU, banyak berkiprah di berbagai bidang dan berprestasi secara nasional. Mardi Lulung, misalnya, tinggal di Gresik sebagai Guru karya-karyanya dikenal dalam konstelasi Sastra Indonesia secara nasional. 


Bersama sejumlah penyair Nasional, Mardi Luhung belum lama ini tampil dalam acara di Museum Islam Indonesia KH. M. Hasyim Asy'ari, Tebuireng Jombang. Pada kesempatan itu, disaksikan pula KH Kikin Abdul Hakim Mahfudz, Ketua PWNU Jawa Timur yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. *Imam Kusnin Ahmad*

Read more...

Melukis Jejak Perjuangan Ulama



Oleh : Akaha Taufan Aminudin 



Peluncuran buku karya Drs. Husnu Mufid dengan tajuk “Peran Kiai dalam Perang 10 November 1945” yang diterbitkan oleh Menara Madinah, baru-baru ini menjadi momentum bersejarah dalam dunia literasi dan pergerakan budaya Indonesia. 


Acara yang juga diramaikan dengan pembacaan puisi karya Drs. Haji Raden Ismail, Ketua PC PWI LS Surabaya, menghadirkan refleksi mendalam terkait peran para kiai dalam mempertahankan Surabaya serta meneguhkan warisan spiritual dan perjuangan Wali Songo. 


Artikel ini mengupas bagaimana buku dan puisi tersebut menelusuri kembali sejarah yang sering kali terabaikan namun sangat vital bagi identitas bangsa.


Tidak sekadar peluncuran buku, acara yang  berlangsung di dokumen paling menakjubkan di YouTube Senin Wage 25 Agustus 2025 melibatkan Pengurus PC PWI LS Surabaya dan PWI LS Pusat yang lahir 16 November 2023 di pondok pesantren Buntet Cirebon terus bergerak dan menyala.


PC PWI LS Surabaya menyala dan mengagumkan menjadi ajang bedah makna dan jiwa perjuangan para ulama Nusantara. Drs. Husnu Mufid lewat bukunya tidak hanya menyajikan catatan sejarah, tapi juga menggugah kesadaran kolektif bahwa peran kiai dalam perang 10 November 1945 bukanlah sekadar figuran, melainkan aktor utama yang membentuk nalar dan semangat peperangan.


Menara Madinah sebagai penerbit memberikan ruang yang signifikan untuk karya ini, menunjukkan bahwa literasi seputar perjuangan ulama kini semakin mendapat tempat penting di tengah masyarakat yang haus akan kisah-kisah autentik dan menginsipirasi.


Mengiringi peluncuran tersebut adalah pembacaan puisi penuh getar karya KHR. Ismail, yang ditujukan khusus untuk KH. Imaduddin Al Bantani—salah satu figur kiai yang berperan strategis dalam perjuangan spiritual dan kebangsaan. Puisinya tajam, kritis, dan penuh makna, mengungkapkan kemelut identitas dan nilai-nilai yang seringkali diuji zaman.


“Ditengah hiruk pikuk kepalsuan nasab, Keangkuhan dan kesombongan dan keserakahan kau menepuk dada.”


Baris ini menjadi cermin pahit bahwa sejarah dan keaslian identitas bangsa kerap terbelah oleh tipu daya dan manipulasi, terutama di era modern yang sarat dengan disinformasi dan polemik.


Puisi ini juga menegaskan pentingnya mempertahankan warisan luhur para Wali Songo yang menjadi tiang spiritual Indonesia. 

Ini mengingatkan pembaca bahwa kiai bukan hanya sebagai penjaga agama, tapi juga sebagai pengawal nilai-nilai moral dan kekuatan spiritual yang menjadi landasan perjuangan bangsa.


Menarik pula, puisi itu menyentil realita pahit tentang penghinaan kepada ulama dan perpecahan yang terjadi di tengah bangsa:


“Ya Allah aku sedih ulama di hina, Kau katakan buta mata buta hati, Kau katakan ulamaku anjing dan babi.”


Kata-kata ini mewakili keresahan mendalam para ulama yang kerap menjadi korban fitnah dan penistaan, padahal peran mereka amat penting sebagai pilar peradaban dan penjaga harmoni sosial.


Mengapa Buku Ini dan Puisi Ini Penting untuk Kita?


Dalam era modern ini, saat mudah tenggelam dalam pusaran informasi yang simpang siur, karya seperti buku Drs. Husnu Mufid serta puisi KHR. Ismail menjadi cahaya penuntun. Mereka membangkitkan kembali semangat “Laskar Sabilillah”, sebuah panggilan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk melanjutkan perjuangan melawan penjajahan spiritual—yang mungkin lebih berbahaya dibanding kolonialisme fisik.


Melibatkan basis pesantren dan para kiai—yang lama menjadi benteng moral dan sosial umat—acara ini mempertegas bahwa menjaga NKRI tidak hanya urusan politik dan militer, tapi juga urusan kejiwaan dan intelektual.


Pesan untuk Generasi Muda


Puisi dan buku ini mengajak kita semua, khususnya generasi muda, untuk tidak hanya mengenal sejarah dari angka dan tanggal, tapi memahami betapa perjuangan itu menjalar dari ranah spiritual, kultural, dan intelektual. Sudah saatnya kita bangkit, seperti seruan dalam puisi:


“Bangkitlah, Bangkitlah, Bangkitlah, Menerjang ombak dan gelombang, Maju terus sampai darah penghabisan.”


Ini adalah panggilan untuk meneruskan tongkat estafet perjuangan bukan hanya dengan tumpuan tangan, tapi juga dengan keteguhan hati serta intelektualitas yang mendalam.


Peluncuran dan bedah buku “Peran Kiai dalam Perang 10 November 1945” beserta karya puisi KHR. Ismail, bukan hanya refleksi sejarah semata, tapi teguran halus bahwa siapa pun yang mencintai Indonesia harus menghormati warisan spiritual dan kultural bangsa. 


Karena, sejatinya bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menjaga pahlawan-pahlawan spiritualnya, memperjuangkan nilai-nilai luhur, dan menyatukan berbagai elemen dengan cinta dan kebijaksanaan.


Terima kasih kepada KH. Imaduddin Usman Al Bantani, para kiai, dan para cendekiawan yang kegigihannya menjadi pondasi kokoh keberlanjutan NKRI.


Mari kita sebarkan semangat ini agar semakin banyak yang terinspirasi dan sadar bahwa memperjuangkan bangsa adalah tugas mulia yang menyatukan semua elemen, dari yang lahir di medan pertempuran sampai yang terlahir di ruang-ruang kitab dan pesantren.


Tulisan ini dibuat sebagai refleksi sekaligus ajakan untuk memahami lebih dalam tentang peran kiai dalam sejarah dan masa kini Indonesia, mengutip karya dan puisi yang sarat makna dan semangat kebangsaan.


#PeranKiai #LaskarSabilillah #10November #PahlawanBangsa #NKRIHargaMati


Rabu Legi 27 Agustus 2025

Akaha Taufan Aminudin 

Sisir Gemilang Kampung Baru Literasi SIKAB Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR


#SatuPenaJawaTimur

Read more...

*Menyimak Aksi Solidaritas Pengemudi Ojol: Refleksi atas Duka, Keadilan, dan Masa Depan Kolektif*

Minggu, 31 Agustus 2025



Oleh : Akaha Taufan Aminudin 



Tulisan Denny JA tentang kematian Affan Kurniawan dan gelombang solidaritas pengemudi ojek online (ojol) membuka panggung diskusi mendalam tentang ketidakadilan sosial, ketangguhan komunitas gig economy, dan arah perubahan sosial di Indonesia. 


Dalam suasana penuh gejolak dan haru, kita diajak merenungkan tiga skenario masa depan solidaritas ini—apakah ia akan padam perlahan, bertumbuh menjadi gerakan kuat, atau melebur menjadi gelombang sosial nasional. Artikel ini mengajak pembaca tidak hanya terhenti pada duka, melainkan mengundang refleksi akan keberanian kita sebagai bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata.


Ketika satu nyawa yang terenggut memecah keheningan bangsa, hendaknya kita bertanya: mengapa rasa kehilangan itu menyebar hangat dan mendalam? Begitulah yang diutarakan Denny JA dalam tulisannya tentang Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang wafat tragis, namun menghadirkan solidaritas meluas ke berbagai kota. Apa yang menjadikan kisah Affan begitu ikonik sehingga bergaung hingga ke pelosok negeri?


Pada permukaan, kematian Affan adalah tragedi seorang pekerja yang terlanggar mesin besar kehidupan kota. Namun lebih jauh, ia menjelma menjadi simbol rapuhnya perlindungan bagi para pekerja gig economy—komunitas yang seringkali bergerak dalam bayang-bayang teknologi tanpa sandaran kepastian sosial. 


Solidaritas yang meledak di Surabaya, bergolak di Semarang, mencair dalam doa di Batu, atau bergema di Medan dan kota-kota lainnya, mengingatkan kita pada jaringan sosial yang membentang dalam dunia digital, sekaligus kesamaan pengalaman sosial yang menyatukan.


Dalam era di mana informasi berlalu-lalang secepat kilat melalui grup WhatsApp dan Telegram, kabar duka tak lagi hanya cerita melankolis, tapi menjadi trigger kolektif yang membuka ruang dialog dan aksi. Solidaritas ini, seperti catatan Denny JA, bisa jatuh ke dalam tiga skenario masa depan: sebagai nyala api yang meredup, membara menjadi gerakan sosial terorganisir, atau bahkan melebur dengan gelombang protes sosial yang lebih luas.


Skenario pertama memang realistis—seringkali gerakan spontan terkikis oleh kelelahan dan minimnya struktur. Namun bahkan dalam redupnya, Affan tetap hidup di dalam puisi, mural, dan ingatan kolektif, menjadi lambang makna yang tidak lekang oleh waktu. Marsinah di era 90-an menjadi contoh historis, dimana penderitaan seorang individu mampu menjadi kekuatan simbolik yang terus membara.


Skenario kedua menantang kita untuk beranjak dari protes emosional dan bertransformasi menjadi gerakan advokasi yang terorganisir. Di sinilah pentingnya pengakuan atas "upah minimum algoritmik" dan perlindungan sosial bagi para pekerja digital—bukan mimpi semu, tapi kebutuhan mendesak. Negara dan platform teknologi harus memikirkan kerangka hukum yang tidak hanya menghargai, tetapi melindungi. Balutan hukum dan jaring sosial adalah yang menguatkan figur kolektif tersebut.


Skenario ketiga adalah gambaran lebih radikal: meleburnya solidaritas ke dalam keresahan publik yang lebih besar, yang bisa mengguncang tatanan sosial dan politik nasional. Meski Prabowo diperkirakan masih bertahan di puncak kepemimpinan hingga 2029, ketegangan sosial di bawahnya menjadi sinyal peringatan. Apakah kita siap menghadapi gelombang perubahan yang tidak hanya menuntut keadilan bagi satu kelompok kecil, melainkan mendobrak ketimpangan yang sudah lama terpendam?


Bicara soal solidaritas bukan hanya soal ikut berduka, melainkan mengapresiasi peran rakyat kecil dalam merajut sejarah bangsa. Keberadaan mereka yang "di jalanan" seringkali dianggap sunyi dan terpinggirkan, namun sikap keberanian mereka justru membentuk denyut nadi perubahan sosial. Dalam konteks ini, kita dihadapkan pada refleksi kritis: apakah negara adalah pelindung yang hadir dan memberi napas, atau justru mesin besi yang mereduksi hak-hak dasar?


Sitiran Chairil Anwar, “Sekali berarti, sudah itu mati,” menjadi sindiran sekaligus harapan. Affan telah gugur, dan semangatnya sedang diuji di hadapan negeri ini: apakah hidupnya berarti saat ini dan masa depan? Apakah para pengemudi ojol, simbol gig economy yang melekat pada wajah modernitas, akan terus berjuang sebagai entitas mandiri yang mampu menuntut haknya?


Kematian Affan bernilai lebih dari duka lugu dan isak tangis; ia adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih peka terhadap realitas sosial yang tersamar teknologi. Pemerintah didorong untuk menata ulang kerangka perlindungan melalui kebijakan konkret seperti asuransi kesehatan wajib dan regulasi upah yang adil. Sebab tanpa akar perlindungan yang kuat, gerakan solidaritas hanya akan seperti ombak kecil yang pecah di bibir pantai, hilang dan tak berdampak.


Mari kita melangkah lebih jauh dari sekadar empati dan protes simbolik. Melalui refleksi mendalam dan aksi kolektif yang terencana, kita bisa mewujudkan bahwa kematian Affan Kurniawan bukanlah aksi solidaritas yang mati di jalanan, tapi benih sebuah perubahan sosial yang akan terus tumbuh dan berdampak.


Penutup yang Menggugah:

Dalam dunia yang semakin digital dan penuh tantangan ketimpangan, solidaritas bukan sekadar kata-kata manis. Ia adalah energi kolektif yang merendahkan ego, membuka ruang dialog, dan menuntut keadilan nyata. Dari Surabaya hingga Makassar, dari doa hingga teriakan, mari kita renungkan bersama—apakah kita cukup mendengar dan bertindak? 


Sebab sejarah bangsa ini, pada akhirnya, ditulis bukan oleh elit saja, tapi oleh hati dan darah mereka yang ada di akar rumput.


Tulisan ini diharapkan membuka ruang diskusi dan menggugah perhatian banyak pembaca mengenai isu sosial yang kian relevan. Bagikan jika Anda merasa solidaritas tidak hanya perlu dipandang lewat mata duka, melainkan aksi nyata yang membangun!



Sabtu Wage 30 Agustus 2025 

Akaha Taufan Aminudin

Sisir Gemilang Kampung Baru Literasi SIKAB Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR 


Referensi Tambahan:

Sidney Tarrow, Power in Movement: Social Movements and Contentious Politics, Cambridge University Press, 2011. 

Benedict Anderson, Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism, Verso, 2006.

Denny J.A's World

Read more...

Kemenag Himbau Civitas Akademika Perguruan Tinggi Keagamaan dan Ma’had Aly Manfaatkan Dana Riset LPDP.

 TULUNGAGUNG—Kementerian Agama melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA), Setjen Kementerian Agama RI menghimbau kepada civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan dan Ma’had Aly untuk memanfaatkan dana riset kolaboratif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).



Hal itu dikatakan Kepala PUSPENMA Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Ruchman Basori saat melakukan sosialisasi Mora the Air Funds 2025 di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, pada Jumat, (29/08) di Ruang Sidang Lantai 3.


Mora the Air Funds, merupakan program Riset Indonesia Bangkit Kolaborasi Kementerian Agama Dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI, dikalangan Kemenag untuk para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) dan Ma’had Aly.


Program ini secara operasional pendanaan, ditangani oleh PUSPENMA dan secara kebijakan riset oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. “Selain menangani Program Indonesia Pintar (PIP) pada Pendidikan Dasar Dan Menengah Keagamaan, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah), Bantuan beasiswa non gelar dan insvestasi dan pembiayaan pendidikan, Puspenma juga menangani Bantuan Riset Kolaboratif (MoRA The Air Funds).


Dihadapan pimpinan UIN SATU Tulungagung dan para dosen, Ruchman Basori menyampaikan tujuan Mora the Air Funds, yaitu meningkatkan pengembangan kualitas sumber daya riset yang inovatif dan kontributif bagi keilmuan, masyarakat dan daya saing bangsa; "Meningkatkan dan mengembangkan keilmuan pada Perguruan Tinggi Keagamaan, berbasis riset, sehingga lebih inovatif dan berdampak pada kehidupan masyarakat dan kebangsaan”, juga tujuan lainnya terang Ruchman yang juga Alumni UIN Walisongo. 


Tujuan yang tak kalah pentingnya dari MoRA The Air Funds lanjut Aktivis Mahasiswa 1998 ini adalah untuk memperbanyak hasil riset dalam bentuk hak kekayaan intelektual, publikasi ilmiah buku oleh penerbit internasional, publikasi jurnal ilmiah bereputasi internasional, dan produk/teknologi/model yang dapat dihilirisasi, bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri (dudi) yang berdampak nyata secara ekonomi dan sosial;


Ada empat tema central Mora the Air Funds, yaitu sosial humaniora, ekonomi dan lingkungan, kebijakan layanan pendidikan dan Keagamaan, dengan maksimal anggaran Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah) dan tema sains dan teknologi dengan maksimal anggaran 2.000.000.000 (dua milyard rupiah).


Rektor UIN SATU Tulungagung Prof. Dr. Abdul Aziz, M.Ag menyambut baik program riset kolaboratif MoRA The Air Fund PUSPENMA. “Program MoRA The Air Fund merupakan program strategis, para dosen harus memanfaatkan dana riset ini, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas riset“, katanya.


“Dosen-dosen UIN SATU, insya Alloh siap berkolaborasi memanfaatkan karena ini kesempatan emas di tengah anggaran riset yang selama ini sangat terbatas”, kata Abdul Aziz.


Syarat-syarat periset utama Adalah (1). Warga Negara Indonesia, (2). Berasal dari perguruan tinggi keagamaan (PTK), Memiliki rekam jejak akademik baik; (3). Memiliki kualifikasi akademik doktor (S3) dengan jenjang kepangkatan paling rendah Lektor; (4). Memiliki sinta score overall minimal 50 (lima puluh) dan (5). Diutamakan berkolaborasi dengan periset dari perguruan tinggi dalam dan/atau luar negeri, yang masuk peringkat 500 dunia berdasarkan qs world university rankings.


Sementara untuk Periset Utama bagi dosen Ma’had Aly Adalah (1). WNI; (2). Rekam jejak akademik baik; Memiliki kualifikasi akademik minimal magister (S2) Surat Keputusan pengangkatan dosen yang dikeluarkan oleh Mudir Ma’had Aly, dan pakta integritas, Mendapatkan rekomendasi dari majelis masyayikh dan Memiliki karya akademik sesuai takhassus keilmuan ma’had aly dan berbahasa arab;


Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) UIN SATU Prof. Dr. Ngainun Naim, M.Ag berkomitmen agar para dosen periset yang berada dibawah kewenangannya untuk ikut ambil bagian dalam riset kolaboratif yang keren ini. “Kami akan segera sosialisasi dan ajak para dosen untuk segera menulis proposal sesuai pedoman dan Juknis MoRA The Air Fund”, kata Ngainun.


PUSPENMA akan membuka pendaftaran MoRA The Air Fund Tahun 2025 pada awal September untuk menjaring periset-periset, tidak hanya dari kalangan PTKI, tetapi juga PTK pada Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu dan juga entitas Ma’had Aly.


Anggaran yang disiapkan untuk tahun 2025 adalah 50 milyard dan tahun 2026 50 milyadr. Sebelumnya pada tahun 2024 juga 50 milyard.*Imam Kusnin Ahmad*

Read more...

Transformasi Tata Kelola Haji Melalui Kementerian Haji dan Umroh. r


Oleh : Babun Suharto

Dosen UIN KHAS Jember.



SURABAYA-Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI secara resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah menjadi Undang-Undang (UU). Dengan pengesahan ini, Badan Penyelenggara (BP) Haji kini resmi ditingkatkan statusnya menjadi Kementerian Haji dan Umrah.


Langkah tersebut perlu kita apresiasi sebagai langkah strategis untuk lebih mengoptimalkan tata kelola dan layanan haji dan umroh di republik ini. Secara substansi, regulasi yang mengantarkan pada pembentukan Kementerian baru yaitu Kementerian Haji dan Umroh adalah optimalisasi pelayanan, pengawasan, dan tata kelola haji dan umroh yang responsif terhadap kebutuhan Jemaah dari seluruh pelosok negeri.


Selama ini, tidak dapat dihindari, pelbagai problem terus terjadi dalam pelaksanaan haji, baik secara substantif maupun dalam bentuk administratif. Beberapa persoalan, misalnya berkaitan dengan antrean panjang, keterbatasan kuota, serta perlunya peningkatan kualitas layanan di Tanah Suci. Pada persoalan-persoalan lainnya, transparansi kemudian juga menjadi persoalan yang harus diperbaiki.


Sebagaimana diketahui, Kementerian baru ini merupakan perubahan nama Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto pada awal pemerintahannya. BP Haji mendapat mandat untuk mengelola ibadah haji mulai 2026, menggantikan tugas yang selama ini dijalankan Kementerian Agama. Dengan demikian, pola kerja akan lebih fokus pada optimalisasi penyelenggaraan haji dan umroh setiap tahunnya. Pola koordinasinya juga dapat dijalankan lebih mudah, mengingat kemeterian ini akan berfungsi dan menjalankan tugas pokok fungsinya hanya berkaitan dengan tata kelola haji dan umroh. Jika dulu Kementerian Agama mengurusi banyak hal, termasuk pendidikan Islam, bimbingan masyarakat, penelitian dan pengembangan keagamaan, termasuk juga persoalan haji, maka kini persoalan haji akan diurusi oleh satu Kementerian saja.


Penguatan kelembagaan ini adalah langkah terobosan yang sangat baik, utamanya dalam memperbaiki ekosistem tata kelola haji dan umroh. Kementerian ini dapat berlari kencang untuk menyelesaikan beberapa persoalan krusial, misalnya belum optimalnya pemanfaatan kuota haji, lemahnya pembinaan jamaah, ketiadaan perlindungan bagi jamaah non-kuota, serta belum adanya mekanisme pembahasan biaya haji saat terjadi kenaikan. Pada persoalan lainnya, Kementerian ini dapat segera untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem informasi penyelenggaraan agar terbangun satu sistem terpadu dan berada dalam satu atap. 


Hal yang paling mendasar pula, adalah persoalan pelayanan, termasuk menyangkut peningkatan pelayanan kepada jemaah di bidang akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga kesehatan, baik di tanah air maupun di Tanah Suci. Beberapa langkah strategis juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan dan tata kelola haji. Yang paling utama adalah akuntabilitas dan transparansi dalam seluruh proses, mulai sejak pendaftaran, hingga antrean dan kemudian pemberangkatan, serta proses selama pelaksanaan ibadah haji, dan sampai kepulangan ke tanah air. 


Dalam rangkaian proses pelaksanaan  ibadah haji di tanah suci, misalnya berkaitan dengan pembayaran dam (denda). Pada persoalan lainnya, misalnya berkaitan dengan biaya badal haji. Maka, perlu diperjelas mekanismenya. Tentu diperlukan regulasi yang kuat agar dapat menjadi pedoman bagi seluruh pihak, mengingat berkaitan dengan pembayaran, maka isunya sangat liar dan mudah jadi fitnah.


Ala kulli hal, transformasi kelembagaan Badan Penyelenggara (BP) Haji menjadi Kementerian Haji dan Umrah perlu kita apresiasi sebagai langkah strategis untuk lebih mengoptimalkan tata kelola dan layanan haji dan umroh di republik ini. Harus kita fahami bersama, regulasi yang mengantarkan pada pembentukan Kementerian baru yaitu Kementerian Haji dan Umroh adalah optimalisasi pelayanan, pengawasan, dan tata kelola haji dan umroh yang responsif terhadap kebutuhan Jemaah dari seluruh pelosok negeri.


Penulis Babon Suharto Dosen UIN KHAS Jember. *Imam Kusnin Ahmad*

Read more...

Kemarahan rakyat

 Dr.Ir. HADI PRAJOKO SH, MH

Gempa sosial Yg sudah pada puncaknya penderitaan rakyat, dimana gap jarak sosial ekonomi antara rakyat dan kaum hedonistik yg menjadi kartel kartel penguasa pemerintahan dan cukong-cukong Mafia, membuat satu pembunuhan masal atas jiwa' jiwa' kosong akibat kemiskinan, dengan kondisi seperti itu sulit untuk Bisa mengetahui kemana arus balik kemarahan sosial itu, mereka tidak Bisa makan mati tetapi bila demo ditembak polisi juga mati, terus menerus untuk merubah kondisi sosial ekonomi seperti ini belum ada jalan keluarnya sehingga mereka mengambil posisi lebih baik' mati ditembus pelor peluru dari pada mati kelaparan oleh karena itu perlu dilakukan satu ritual ke-bangsa-an karena ini adalah diluar batas batas spiritual keagamaan, alam semesta melakukan proses antibodi untuk memperbaiki culture semesta.


Senyampang perubahan sosial dan arus b


esar serta 

Puncak penderitaan rakyat Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar, kemiskinan, dan ketidakadilan. Berikut beberapa akibat dari puncak penderitaan rakyat ¹:


*Kerusuhan dan Demonstrasi*


- Gelombang kemarahan rakyat dapat meledak dalam bentuk demonstrasi dan kerusuhan, seperti yang terjadi pada Agustus 2025, ketika tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob, memicu gelombang demonstrasi dan kerusuhan di berbagai wilayah Indonesia.

- Demonstrasi ini seringkali dipicu oleh isu-isu seperti gaji dan tunjangan anggota DPR RI yang dianggap terlalu berlebihan oleh publik.


*Kehilangan Kepercayaan terhadap Institusi*


- Puncak penderitaan rakyat dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan terhadap institusi pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya.

- Ini dapat dilihat dari reaksi masyarakat terhadap pernyataan anggota DPR yang dinilai arogan dan tidak empatik terhadap penderitaan masyarakat.


*Kekerasan dan Kerusakan*


- Puncak penderitaan rakyat juga dapat menyebabkan kekerasan dan kerusakan, seperti yang terjadi pada demonstrasi di Makassar yang berakhir ricuh dan menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum.


*Perubahan Sosial dan Politik*


- Puncak penderitaan rakyat dapat menyebabkan perubahan sosial dan politik yang signifikan, seperti perubahan kebijakan pemerintah dan pergeseran kekuatan politik.

- Ini dapat dilihat dari peran Sultan HB X dalam meredam amarah massa demonstran dan menunjukkan kepemimpinan yang dekat dengan rakyat.


Dalam analisis scientifik, puncak penderitaan rakyat dapat dipahami melalui teori-teori tentang struktur sosial dan kekuasaan, seperti teori strukturalis dan post-strukturalis. Teori strukturalis berpendapat bahwa struktur sosial dan kekuasaan dapat mempengaruhi distribusi sumber daya dan kesempatan ekonomi, sementara teori post-strukturalis berpendapat bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi dapat dipahami melalui analisis kompleksitas dan ketidakpastian dalam sistem sosial dan ekonomi ².

Read more...

Kadisdikbud Indramayu Jadi Pembina Upacara di SMPN 3 Sindang, Ajak Siswa Bersyukur danTaat Aturan



Indramayu, menaramadinah.com- 1 September 2025 – Suasana pagi di SMPN 3 Sindang terasa berbeda dari biasanya. Ratusan siswa berdiri khidmat mengikuti upacara bendera, yang kali ini mendapat kehormatan istimewa dengan hadirnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Indramayu, Dr. H. Caridin, M.Si., sebagai pembina upacara.



Dalam amanatnya, Dr. H. Caridin, M. Si. mengajak agar bersyukur anak-anak bisa bersekolah, karena tidak semua anak bisa diterima di sekolah negeri. Bahkan ada anak yang masih tidak bisa bersekolah, karena harus membantu orang tuanya bekerja di laut, di sawah atau menjadi pemulung di luar kota. 


> “Kalian harus menjadi pelajar yang baik. Pelajar yang taat aturan. Taat pada orang tua dan guru. Sehingga kelak menjadi orang yang berguna. Orang yang sukses dan dibutuhkan di kemudian hari.,” tegasnya.


Lebih lanjut, Kadisdikbud mengajak jangan sampai ada anak yang membolos dari sekolah. Anak yang berangkat dari rumah namun tidak sampai ke sekolah. Jangan sampai mengecewakan orang tua dan guru. Guru akan sangat senang di kemudian hari, saat tahu kalian telah menjadi orang yang sukses. 


Sementara itu, Kepala SMPN 3 Sindang, Hj. Ani Hanifah, M.Pd., menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kunjungan Kadisdikbud. Menurutnya, kehadiran pimpinan tertinggi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indramayu menjadi motivasi besar bagi guru dan siswa.


> “Kehadiran Bapak Kadis menjadi energi positif bagi keluarga besar SMPN 3 Sindang. Ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga dorongan bagi kami untuk terus berinovasi, berprestasi, dan menjaga nama baik sekolah,” ujarnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Ketua OSIS SMPN 3 Sindang, Kania Nada Syariefa. Ia merasa bangga karena sekolahnya mendapat kesempatan istimewa menjadi tempat penyampaian amanat langsung dari Kadisdikbud.


> “Kami sangat terinspirasi dengan pesan Bapak Kadis. Beliau mengingatkan kami bahwa generasi muda punya peran penting dalam pembangunan bangsa. Kami sebagai pelajar akan berusaha bukan hanya berprestasi di sekolah, tapi juga menjadi contoh dalam sikap dan perilaku di masyarakat,” ungkap Kania dengan penuh semangat.


Upacara berlangsung dengan khidmat dan penuh antusiasme. Para siswa tampak menyimak dengan serius setiap pesan yang disampaikan. Momentum ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran baru di kalangan pelajar SMPN 3 Sindang untuk semakin aktif berkontribusi menjaga kondusivitas, prestasi, serta semangat kebangsaan.


Sujaya

Read more...

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP