*Menyembah dan Mohon Pertolongan*
Sabtu, 30 Agustus 2025
Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Konsekwensi pengakuan adanya Tuhan adalah mau menyembah dan mohon pertolongan. Menyembah adalah pengakuan menjadi hamba dan sekaligus menghambakan diri dalam kata lain menyembah. Sedang mohon pertolongan adalah pengakuan terhadap lemahnya diri dan sekaligus pengaduan atas kelemahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Artikel ini mendiskripsikan dan menganalisa lebih detail tentang menyembah dan mohon pertolongan.
Topik ini terinspirasi dari QS Al-Fatihah ayat ke-5 yakni;
اياك نعبد واياك نستعين
Hanya Kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Menyembah atau mengabdi adalah menghambakan diri. Pengertian yang paling mendasar adalah pengakuan atas kepemilikan Allah SWT terhadap diri kita sebagai makhluqnya. Hal ini mengambil makna dari salah satu Asma Allah Al-Qohhar yang berarti Dzat yang menguasai. Menguasai di sini meliputi banyak hal yang meliputi kepemilikan utamanya adalah adanya hak prerogatif mutlak pemilik atas kepemilikannya yakni terhadap kita sebagai ciptaannya yang berupa manusia. Sebagai konsekwensi manusia harus memiliki persepsi yang total terhadap kepatuhan dan keta'atan terhadap Allah SWT sebagai pemilik mutlak. Sehingga apapun yang kita lakukan harus seijin dan sepengetahuan Allah SWT.
Bagaimana kepemilikan mutlak Allah SWT memberikan konsekwensi kepada hambanya harus bersikap keta'atan total. Hal ini sangat masuk akal bahwa ketika kita memiliki properti sebidang tanah misalkan, maka kita menguasai dan memiliki hak milik mutlak sedangkan sebidang tanah tersebut tidak bisa membantah. Begitulah analogi atau kiyasan sederhana yang mudah difahami. Betapapun istimewanya entitas (manusia) yang berstatus dimiliki, maka tidak akan bisa merubah status kepemilikan mutlak pemiliknya. Betapapun jeniusnya akal manusia, menawannya bentuk fisik manusia tidak akan bisa merubah status harus mengabdi kepada Allah SWT sebagai Tuhan penguasa dan pemilik manusia.
Mohon pertolongan kepada Allah SWT memiliki makna terdalam berupa pengakuan hamba yang lemah dan sekaligus pengakuan terhadap Allah SWT sebagai satu-satunya Dzat yang bisa menolong. Hal ini mengambil dari salah Asma Allah Al-Nashir yang berarti Dzat yang menolong. Perihal ini sangat relevan bila digandengkan dengan kondisi keberadaan manusia yang tidak stabil (labil) dan sangat tidak menentu dalam prospektif ke depan. Dari aspek makro keberadaan alam semesta ini, sangat tidak stabil bila tanpa ada pengaturan dari Allah SWT sebagai Tuhan yang bersifat penyelamat. Alam semesta yang serba teratur ini pasti ada yang mengatur yakni Allah SWT. Hanya logika yang tidak sehat bila ada bukti wujudnya alam serta dengan keteraturannya ini bila tanpa ada yang mewujudkan dan mengatur.
Juga demikian untuk ukuran mikro misalkan keberadaan manusia atau bahkan lebih mikro seperti nyamuk yang bisa terbang. Tidak mungkin bisa terbang tanpa Tuhan yang hakekatnya membuat nyamuk bisa terbang. Demikian juga manusia yang bisa hidup dan berpikir dll, tidak mungkin tanpa ada yang membuat. Alhasil betapa tidak stabilnya kehidupan fisik alam dan seisinya ini bila tanpa ada PERTOLONGAN ALLAH SWT.
Dengan demikian manusia sebagai hamba Allah SWT sudah sewajarnya selalu menyembah dan mohon pertolongan kepada Allsh SWT. Semoga kita bisa meningkatkan penghambaan dengan cara peningkatan taqwa kepada Allah SWT aamiin.
Semoga manfaat barokah selamat dunia akhirat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya, 6 Robiul awal 1447 atau 30 Agustus 2025
m.mustain
0 komentar:
Posting Komentar